Kamis, 18 Agustus 2016

RUFUS BOOTABLE

Membuat USB Bootable Dengan Rufus

Ada beberapa utility yang dapat kita gunakan untuk membuat USB bootable seperti UNetbootin, Windows 7 USB Download tools dan lain-lainnya. Namun ada aplikasi alternatif yang fungsinya sama, yaitu Rufus – aplikasi pembuat USB bootable yang ukurannya kecil, kompak, dan portable.
Rufus adalah aplikasi kecil yang dirancang untuk melakukan format dan membuat USB bootable pada media USB seperti pendrive, memory stick, dan lain-lainnya. Rufus dapat digunakan pada saat :
  • Anda ingin membuat bootable USB untuk instalasi sistem operasi Windows atau Linux.
  • Bekerja pada komputer yang tidak memiliki sistem operasi.
  • Melakukan upgrade firmware atau BIOS.
  • Menjalankan aplikasi low-level seperti proses low-level format.
Rufus lebih cepat dan efisien dalam melakukan pembuatan bootable USB. Dalam benchmark, Rufus mampu bekerja 2 kali lebih cepat dibandingkan dengan aplikasi pembuat USB lainnya seperti UNetbootin, Universal USB Installer atau Windows 7 USB download tool.
Utility ini juga memiliki opsi FreeDOS, sehingga anda dapat menggunakannya untuk booting komputer atau laptop dalam modus DOS. Sangat bermanfaat dan mempermudah anda dalam melakukan proses upgrade BIOS yang membutuhkan DOS command prompt.
Rufus bersifat portable dan dapat dijalankan langsung tanpa harus di instal pada komputer. Rufus mendukung pembuatan bootable ISO untuk beberapa sistem operasi antara lain Arch Linux, Archbang, CentOS, Damn Small Linux, Fedora, FreeDOS, Gentoo, gNewSense, Hiren’s Boot CD, Knoppix, Kubuntu, NT Password Registry Editor, OpenSUSE, Slackware, Tails, Ubuntu, Ultimate Boot CD, Windows 7, Windows 8 Developer Preview, Windows Vista, dan sebagainya.

Screenshots :

Cara menggunakan Rufus sangat mudah, ikuti step-stepnya sebagai berikut :
  • Pada opsi “Device” pilih USB drive yang akan dijadikan USB bootable.
  • Saat device sudah dipilih, maka kapasitas nya akan tampil pada “Capacity”.
  • Pada filesystem pilih default saja (FAT32).
  • “Cluster size” pilih default juga (8192 bytes – Default).
  • “New volume label” isikan label untuk bootable USB anda, misalnya Windows 7, Ubuntu, dan sebagainya.
  • Pada bagian “Format Options” :
  1. Hilangkan centang pada “Check device for bad blocks” karena akan memperlambat proses pembuatan bootable USB. Tapi kalo USB anda “sedikit” bermasalah (misalnya lambat pada saat proses baca/tulis file), opsi ini dapat dipilih.
  2. Tandai centang pada “Quick Format” agar format berjalan lebih cepat.
  3. Tandai centang pada “”Create a bootable disk using:”. Disini anda dapat memilih CD/DVD image (ISO), FreeDOS atau MS-DOS (FreeDOS dan MS-DOS dapat dipilih jika anda ingin membuat bootable USB berbasis DOS / tanpa sistem operasi) . Klik gambar DVD drive untuk browse / memilih file ISO.
  4. JANGAN tandai “Create extended label and icon files”
  • Terakhir, pilih “Start” untuk memulai pembuatan bootable USB.
Saat anda menggunakan bootable USB, jangan lupa menyetting BIOS agar “membaca” USB anda pada saat melakukan booting. Untuk mengakses menu BIOS, tekan Del pada komputer anda (atau F2 / F10 pada laptop / netbook), kemudian  carilah “Boot devices priority” atau sejenisnya dan pilih USB device sebagai perangkat pertama untuk melakukan booting.
Semoga bermanfaat.

 sumber : http://www.fazar.net/membuat-usb-bootable-dengan-rufus/

Senin, 01 Agustus 2016

SHARING DATA

Bagaimana Cara Sharing Folder Di Windows 7

          Jika pada postingan sebelumnya kita telah mengulas bagaimana cara sharing printer di jaringan komputer, maka untuk kali ini akan membahas bagaimana cara sharing file atau folder pada jaringan.
Bagaimana Cara Sharing Folder Di Windows 7
Salah satu keuntungan menggunakan jaringan komputer adalah memungkinkan pengguna untuk saling berbabagi baik dalam hal pemakaian hardware atapun sharing file atau folder.
Melakukan sharing folder tentu saja sangat penting bagi pengguna dalam sebuah lingkup jaringan, karena dengan demikian pengguna lain akan dapat dengan mudah mengakases atau mengambil data yang anda bagikan di dalam folder yang anda sharing tersebut.
Oke, langsung saja dibawah ini akan di jelaskan bagaiamana cara sharing folder yang cukup mudah untuk anda lakukan dalam sebuah lingkup jaringan yang menggunakan sistim operasi windows.
1# Pertama yang harus anda perhatikan adalah memastikan komputer anda telah terhubung dengan jaringan yang anda gunakan.
2# Kemudian pilih folder yang ingin anda sharing klik kanan folder tersebut dan klik Properties lihat gambar berikut ini klik untuk melihat ukuran penuh.
 share-folder-properties
 3# Berikutnya klik tab Sharing dan klik Share kemudian pilih Everyone jika anda ingin sharing folder tersebut ke semua pengguna dalam jaringan anda, lihat gambar berikut ini.
sharing-folder-network
 4#  Sekarang folder tersebut sudah berhasil anda share, lihat gambar berikut ini.
folder-sharing-done
5# Berikutnya untuk mengatur Permissions folder tersebut, yaitu memberikan ijin bagi pengguna lain dalam hal mengakes, mengubah apakah fullcontrol atau tidak anda boleh set dengan mengklik Advanced Sharing kemudian klik Permissions  dan pada pilihan Allow checklist pilihan Full Control lihat gambar berikut ini, klik gambar untuk melihat ukuran penuh.
sharing-folder-permissions
Sekarang folder tersebut sudah berhasil di sharing dan sudah bisa di buka pada komputer pengguna lainnya dalam jaringan tersebut. Untuk membuka folder yang telah di sharing pada komputer lainnya, pertama pastikan komputer tersebut telah terhubung ke jaringan, kemudian ketahui nama komputer atau ipaddress komputer yang melakukan sharing tersebut.
Caranya klik All Programs dan pada kotak pencarian ketikkan backslash dua kali atau \\ dan diikuti nama komputer yang melakukan sharing folder tersebut, jika windows meminta untuk memasukkan username dan password maka masukkan username dan password windows komputer yang membagikan folder tersebut kemudian tekan enter, maka folder yang diharing tersebut akan terbuka, lihat gambar berikut ini.
membuka-folder-sharing
Jika anda mengetahui ipaddress komputer yang membagikan folder sharing tersebut anda juga boleh mengetikkan di kotak pencarian tersebut, sebagai contoh \\192.168.10.167 dan tekan enter jika windows meminta username dan password network masukkan sesuai dengan username dan password windows komputer yang membagikan folder sharing tersebut, lihat gambar berikut ini.
Windows-network-password
Apabila anda melakukannya dengan benar maka folder yang disharing tersebut akan terbuka dan anda bisa melihat atau mengambil data yang dibagikan didalam folder tersebut.
Membuka-folder-sharing-network
Demikian ulasan bagaimana cara sharing folder di jaringan yang menggunakan sistim windows untuk kita ketahui, agar memudahkan kita untuk melakukan pertukaran data atau saling berbagi data dengan pengguna lainnya dalam sebuah lingkup jaringan.

Minggu, 31 Juli 2016

PERSIAPAN SWITCH




Legacy inter-VLAN routing menggunakan interfaces fisik yang memiliki batasan penting. Router memiliki nomor batas interfaces fisik untuk terhubung ke VLANs berbeda. Seperti beberapa VLANs meningkat dalam jaringan, memiliki satu router fisik setiap VLAN sangat cepat menhabiskan kapasitas interface fisik pada router. Jalan keluar dalam jaringan yang besar adalah menggunakan VLAN trunking dan subinterfaces. Vlan trunking membolehkan satu router fisik interface ke lintas rute untuk banyak VLANs. Cara ini disebut router-on-a-stick dan menggunakan virtual subinterfaces pada router untuk mengatasi batasan perangkat keras yang didasarkan pada router fisik interfaces.
Secara fungsi, model router-on-a-stick sama penggunaannya dengan model legacy inter-VLAN routing, tapi dibandingkan menggunakan interfaces fisik untuk menjalankan routing, subinterfaces satu interface fisik yang digunakan.
Menggunakan trunk link dan subinterfaces menurunkan penggunaan jumlah port router dan switch. Tidak hanya bisa menghemat uang, juga bisa mengurangi rumitnya konfigurasi. Karena itu, router subinterfaces pendekatan bisa diskala ke jumlah yang lebih besar VLANs daripada konfigurasi dengan satu interfaces fisik setiap disain VLAN.
Konfigurasi Router-on-a-Stick: Konfigurasi Switch
 Untuk meng-enable inter-VLAN routing menggunakan router-on-a-stick, dimulai dengan meng-enable trunking pada port switch yang dihubungkan ke router.
Karena switch port F0/5 dikonfigurasi sebagai trunk port, port tidak butuh untuk ditetapkan ke setiap VLAN. Untuk mengkonfigurasi switch port F0/5 sebagai trunk port, jalankan perintah switchport mode trunk pada mode konfigurasi interfaces untuk port F0/5.

PERSIAPAN PC CLIENT

Mempersiapkan Perbaikan Konektifitas Jaringan  pada PC yang Bermasalah
Persiapan untuk melakukan perbaikan konektifitas jaringan pada komputer client yang bermasalah harus terlebih dahulu mengetahui peralatan-peralatan yang akan digunakan dan dibutuhkan dalam jaringan tersebut. Selain peralatan dalam proses perbaikan konektifitas kita juga harus mengetahui jenis topologi jaringan yang digunakan oleh komputer client tersebut. Hal ini dilakukan agar dalam proses persiapan dan proses perbaikan kita tidak menggunakan sistem trial and error yang berarti kita hanya mencoba-coba saja tanpa mengetahui permasalahan yang dihadapi sebenarnya. Pada pembahasan berikut  akan membahas tentang persiapan perbaikan konektiftas pada jaringan dengan topologi Bus dan Star. Alasan pembahasan hanya pada jaringan dengan topologi Bus dan Star karena kedua jaringan paling bayak digunakan.


1)       Persiapan Perbaikan Konektivitas pada Jaringan dengan Topologi Bus
Merupakan topologi fisik yang menggunakan kabel Coaxial dengan menggunakan T-Connector dengan terminator 50 ohm pada ujung jaringan. Topologi bus menggunakan satu kabel yang kedua ujungnya ditutup serta sepanjang kabel terdapat node-node.
Karakteristik topologi Bus adalah:
-       merupakan satu kabel yang kedua ujungnya ditutup dimana sepanjang kabel terdapat node-node.
-       Paling prevevalent karena sederhana dalam instalasi
-       Signal merewati 2 arah dengan satu kabel kemungkinan terjadi collision (tabrakan data atau tercampurnya data).
-       Permasalahan terbesar jika terjadi putus atau longgar pada salah satu konektor maka seluruh jaringan akan berhenti
-       Topologi Bus adalah jalur transmisi dimana signal diterima dan dikirim pada setiap alat/device yang tersambung pada satu garis lurus (kabel), signal hanya akan ditangkap oleh alat yang dituju, sedangkan alat lainnya yang bukan tujuan akan mengabaikan signal  tersebut/hanya akan dilewati signal.
 
Gambar 1.
Jaringan dengan Topologi Bus
Persiapan yang dilakukan adalah dengan mempersiapkan peralatannya. Peralatan atau bahan yang dibutuhkan untuk jaringan dengan Topologi Bus adalah:
a)    Kartu Jaringan  (Network Interface Card/ LAN Card)
Sebuah kartu jarinagn (LAN Card) yang terpasang pada slot ekspansi pada sebuah motherboard komputer server maupun workstation (client) sehingga komputer dapat dihubungkan kedalam sistem jaringan. Dilihat dari jenis interface-nya pada PC terdapat dua jenis yakni PCI dan ISA










Gambar 2.


a.  Kartu jarinagn (LAN Card) ISA dengan konektor BNC dan RJ45
b.  Kartu jarinagn (LAN Card) ISA dengan konektor BNC
b)    Kabel dan konektor  
Kabel yang digunakan untuk jaringan dengan topologi Bus adalah menggunakan kabel coaxial. Kabel coaxial menyediakan perlindungan cukup baik dari cross talk ( disebabkan medan listrik dan fase signal) dan electical inteference (berasal dari petir, motor dan sistem radio) karena terdapat semacam pelindung logam/metal dalam kabel tersebut.
Jenis kabel coaxial diantaranya kabel TV (kabel Antena), thick coaxial dan thin coaxial kecepatan transfer rate data maximum 10 mbps.
Kabel Coaxial atau kabel RG-58 atau kabel 10base2 (ten base two) memiliki jangkauan antara 300 m dan dapat mencapai diatas 300m dengan menggunakan repeater. Untuk dapat digunakan sebagai kabel jaringan harus memenuhi standar IEEE 802.3 10BASE2, dengan diameter rata-rata berkisar 5 mm dan biasanya berwarna gelap.     
   
Gambar 3.   
Kabel Jenis Coaxial atau RG-58/BNC
Konektor yang digunakan dalam jaringan Topologi Bus adalah dengan menggunakan konektor BNC. Konektor BNC ada 3 jenis yakni:
a)        Konektor BNC
Konektor BNC yang dipasangkan pada ujung-ujung kabel coaxial.
b)        TerminatorBNC
Konektor BNC dipasangkan pada ujung-ujung Jaringan dengan Topologi Bus yang memiliki nilai hambatan 50 ohm.
c)         TBNC  
Adalah konektor yang dihubungkan ke kartu jaringan (LAN Card) dan ke Konektor BNC ataupun ke terminator untuk ujung jaringan.

Gambar 4.  
Jenis-jenis Konektor BNC 
 a. Konektor BNC, b. Terminator BNC, c. T BNC
2)       Persiapan Perbaikan konektifitas pada Jaringan dengan topologi Star 
Topologi Star adalah topologi setiap node akan menuju node pusat/ sentral sebagai konselor. Aliran data akan menuju node pusat baru menuju ke node tujuan.
Topologi ini banyak digunakan di berbagai tempat karena memudahkan untuk menambah, megurangi dan mendeteksi kerusakan jaringan yang ada. Panjang kabel tidak harus sesuai (matching). Kerugian terjadi pada panjang kabel yang dapat menyebabkan (loss effect) karena hukum konduksi, namun semua itu bisa diabaikan.
Karateristik topologi Star adalah:
a)        Setiap node berkomunikasi langsung dengan central node, traffic data mengalir dari node ke central node dan kembali lagi.
b)        Mudah dikembangkan karena setiap node hanya memiliki kabel yang langsung terhubung ke central node.
c)         Keunggulan jika  terjadi kerusakan pada salah satu node maka hanya pada node tersebut yang terganggu tanpa mengganggu jaringan lain
d)        Dapat digunakan kabel lower karena hanya menghandle satu traffic node dan biasanya menggunakan kabel UTP

 
Gambar 5. 
Jaringan  dengan Topologi Star
Persiapan yang harus dilakukan adalah mempersiapkan peralatannya. Peralatan atau bahan yang dibutuhkan untuk jaringan dengan Topologi Bus adalah:
a)       Kartu Jaringan  (Network Interface Card/ LAN Card)
Sebuah kartu jarinagn (LAN Card) yang terpasang pada slot ekspansi pada sebuah motherboard komputer server maupun workstation (client) sehingga komputer dapat dihubungkan kedalam sistem jaringan. Dilihat dari jenis interface-nya untuk jaringan menggunakan topologi star menggunakan kartu jaringan jenis PCI.

Gambar 6.
a. Kartu jarinagn (LAN Card) PCI dengan konektor BNC dan RJ45
b. Kartu jarinagn (LAN Card) PCI dengan konektor RJ 45
b)       Kabel dan Konektor
Kabel yang digunakan dalam Jaringan dengan topologi star adalah UTP (Unshielded Twisted Pair). Merupakan sepasang kabel yang dililit satu sama lain dengan tujuan mengurangi interferensi listrik yang terdapat dari dua, empat atau lebih pasang (umumnya yang dipakai dalam jaringan adalah 4 pasang / 8 kabel). UTP dapat mempunyai transfer rate 10 mbps sampai dengan 100 mbps tetapi mempunyai jarak pendek yaitu maximum 100m.
Umumya di Indonesia warna kabel yang terlilit adalah (orange-putih orange), (hijau-putih hijau), (coklat-putih coklat) dan (biru-putih biru).
     
 
Gambar 7.   
Kabel Jenis UTP (Unshielded Twisted Pair)
Konektor yang digunakan dalam jaringan Topologi star dengan kabel UTP (Unshielded Twisted Pair) yakni menggunakan konektor RJ 45 dan untuk mengepres kabel menggunakan tang khusus yakni Cramping tools.

Gambar 8
a. Konektotor RJ 45 b. Cramping tools 

 
Gambar 9. 
Susunan Konektor dan Pengkabelannya

Memperbaiki Konektifitas Jaringan pada PC

Perbaikan konektifitas merupakan tindakan untuk memperbaiki atau menghubungkan komputer client dengan komputer jaringan. Tindakan yang dilakukan adalah termasuk pemasangan dan konfigurasi ulang perangkat yang diganti.
Pada pembahasan berikut akan membahas pada perbaikan konektifitas pada jaringan dengan Topologi Bus dan Topologi Star. Hal ini dilakukan untuk lebih memperdalam bahasan sesuai dengan kegiatan belajar yang pertama.
Tindakan perbaikan konektifitas jaringan melalui beberapa tahap yakni:


1)       Pemasangan Kartu Jaringan (LAN Card) pada Motherboard
Pemasangan Kartu jaringan pada motherboar disesuaikan dengan kartu jaringan yang dimiliki apakah menggunakan model ISA atau PCI. Kartu jaringan model ISA tidak dapat dipasangkan pada slot PCI dan sebaliknya. Jadi pemasangan kartu jaringan harus sesuai dengan slot ekspansinya. Karena ukuran slot ekspansi yang tidak sama maka mempermudah dalam pemasangan sehingga tidak mungkin tertukar. Pemasangan kartu jaringan dapat dilakukan pada slot manapun selama slot tersebut tidak dipakai oleh komponen lain atau masih kosong. Karena apabila anda memindah komponen yang sudah ada maka saat menghidupkan komputer windows akan mendeteksi ulang pada seluruh komponen sehingga akan melakukan inisialisasi ulang ini terjadi pada windows 98, Windows 2000 dan windows XP.
Pemasangan kartu jaringan dapat terlihat seperti gambar berikut:



Gambar 1. 
Pemasangan Kartu Jaringan pada Motherboard
a.    Kartu jaringan model PCI
b.    Motherboard
c.    Kartu jaringan model ISA

2)       Pemasangan Kabel pada Konektor
a)        Pemasangan Kabel Coaxial dan Konektor BNC
Pemasangan Kabel Coaxial dan konektor BNC  harus dilakukan dengan hati-hati jangan sampai terjadi short atau hubung singkat karena dapat menyebabkan kabel yang kita buat membuat sistem jaringan menjadi down. Pengecekan apakah kabel tersebut dalam kondisi yang baik atau tidak putus ditengah juga harus dilakukan karena ini juga sebagai antisipasi supaya tidak terjadi kegagalan konektifitas. Pengecekan dapat dilakukan dengan multimeter pada kedua ujung apakah ada short atau putus tidak. Jika tidak ada maka dapat dilakukan penyambungan Kabel Coaxial pada konektor BNC. Setelah selesai penyambungan Kabel Coaxial pada konektor BNC harus di cek lagi apakah ada short atau putus dalam kabel tersebut dengan menggunkan multimeter.  
         
            
Gambar 2. 
a. Penampang Kabel Coaxial, b. Pemasangan Kabel coaxial pada konektor BNC

b)        Pemasangan Kabel UTP dan Konektor RJ 45
Pemasangan Kabel UTP dan Konektor RJ 45 untuk jaringan susunan kabel harus dilakukan standarisasi dengan tujuan untuk mempermudah dalam penambahan jaringan baru tanpa harus melihat susunan yang dipakai jika telah menggunakan standarisasi pengurutan kabel UTP ke konektor RJ 45.


Pengkabelan menggunakan Kabel UTP terdapat dua metode yaitu:
1.    Kabel Lurus (Straight Cable)
Kabel lurus (Straight Cable) adalah sistem pengkabelan antara ujung satu dengan yang lainnya adalah sama. Kabel lurus (Straight Cable)  digunakan untuk menghubungkan antar workstation (Client) dengan Hub/Switch.
Skema Pengkabelan Lurus adalah antara konektor 1 dengan konektor 2 sebagai berikut:
Konektor 1
Pinout


Konektor 2
Pinout
Orange Putih
Orange
Hijau Putih
Biru
Biru Putih
Hijau
Coklat Putih
Coklat
1 _____________________ 1
2 _____________________ 2
3 _____________________ 3
4 _____________________ 4
5 _____________________ 5
6 _____________________ 6
7 _____________________ 7
8 _____________________ 8
Orange Putih
Orange
Hijau Putih
Biru
Biru Putih
Hijau
Coklat Putih
Coklat

Gambar 3. Pengawatan dalam Kabel Lurus (Straight Cable)
 
Gambar 4. Kabel Lurus (Straight Cable)
2.    Kabel Silang (Crossover Cable)
Kabel Silang (Crossover Cable) adalah sistem pengkabelan antara ujung satu dengan yang lainnya saling disilangkan antar pengiriman (Transmiter) data dan penerima (Resiver) data.  Kabel pengiriman data ujung satu akan diterima oleh penerima data pada ujung kedua begitupula sebaliknya penerima data satu merupakan pengirim data ujung kedua. Kabel Silang (Crossover Cable) digunakan untuk menghubungkan Hub/Switch dengan Hub/Switch atau antar dua komputer tanpa menggunakan hub.


Skema kabel silang (Crossover Cable )adalah antara konektor 1 dengan konektor 2 sebagai berikut:

Konektor 1
Pinout


Konektor 2
Pinout
Orange Putih
Orange
Hijau Putih
Biru
Biru Putih
Hijau
Coklat Putih
Coklat
1--------------------------------- 1
2 -------------------------------- 2
3 -------------------------------- 3
4 -------------------------------- 4
5 -------------------------------- 5
6 -------------------------------- 6
7 -------------------------------- 7
8 -------------------------------- 8
Orange Putih
Orange
Hijau Putih
Biru
Biru Putih
Hijau
Coklat Putih
Coklat


Gambar 5. Hubungan dalam Kabel Silang (Crossover Cable)


 
Gambar 6. Kabel Silang (Crossover Cable )


Pengiriman dan penerimaan data kabel silang (Crossover Cable) dari komputer ke komputer sebagai berikut:



 
Gambar 7. 
Pengiriman dan Penerimaan Data pada Kabel Silang (Crossover Cable)
3)       Pemasangan Konektor pada sistem Jaringan
a)        Pemasangan Kabel Coaxial dengan konektor BNC pada Jaringan dengan topologi Bus
Pemasangan Kabel Coaxial dengan konektor BNC pada Jaringan dengan topologi Bus yang menggunakan T-Connector dengan terminator 50 ohm pada ujung jaringan. Topologi bus menggunakan satu kabel yang kedua ujungnya ditutup dimana sepanjang kabel terdapat node-node.
Gambaran pemasangan Kabel Coaxial dengan konektor BNC pada Jaringan dengan topologi Bus adalah sebagai berikut: 


Gambar 8. 
Gambaran Pemasangan Kabel Coaxial dengan Konektor BNC pada Jaringan
dengan Topologi Bus

Keterangan Gambar:

1.    Komputer Server
2.    Terminator yang mempunyai nilai tahanan 50 ohm. Merupakan tanda ujung dari sebuah jaringan dengan topologi Bus. Apabila ingin mengembangkan jaringan dengan membuka terminator, menyambungkan ke komputer lain dan pada ujungnya harus ditutup kembaii dengan terminator tersebut.
3.    Kartu jaringan (LAN Card) yang ada pada setiap komputer untuk dapat mengakses sistem jaringan tersebut.
4.    Kabel Coaxial dengan ujung-ujungnya telah terhubungkan dengan konektor BNC.
5.    T BNC  yang dikoneksikan ke kartu jaringan (LAN Card) sedangkan 2 conektor lain dihubungkan ke terminator apabila merupakan ujung jaringan ataupun kabel Coaxial dengan conektor BNC untuk menyambungkan ke komputer yang lainnya.
6.    Laptop yang terhubung pada sistem jaringan yang merupakan salah satu client.
7.    Computer Desktop atau PC yang terhubung pada sistem jaringan yang merupakan salah satu client.

b)        Pemasangan Kabel UTP dengan Konektor RJ 45 pada Jaringan dengan Topologi Star 
Pemasangan Kabel UTP dengan konektor RJ 45 pada Topologi Star adalah setiap node akan menuju node pusat/ sentral sebagai konselor. Aliran data akan menuju node pusat baru menuju ke node tujuan. Topologi ini banyak digunakan di berbagai tempat karena memudahankan untuk menambah, megurangi atau mendeteksi kerusakan jaringan yang ada.
Gambaran pemasangan kabel UTP dengan konektor RJ 45 pada Topologi Star adalah sebagai berikut: 

Gambar 9. 
Gambaran Pemasangan Kabel UTP dengan Konektor RJ 45 pada Jaringan dengan Topologi Star

Keterangan Gambar:

1.    Server
2.    Kartu jaringan (LAN Card)  yang ada pada setiap komputer untuk dapat mengakses sistem jaringan tersebut. Yang terhubung antara komputer ke Hub/Swich.
3.    Hub/switch merupakan terminal atau pembagi signal data bagi kartu jaringan (Network Card).
4.    Konektor RJ 45 untuk menghubungkan antara Kabel UTP dengan Kartu Jaringan (LAN Card)  dan Hub/switch.
5.    Computer Desktop atau PC yang terhubung pada sistem jaringan yang merupakan salah satu client
6.    Laptop yang terhubung pada sistem jaringan yang merupakan salah satu client.
7.    Kabel UTP Sebagai media penghubung dalam sistem Jaringan dengan Topologi Star
4)        Seting konfigurasi (penginstalan driver kartu jaringan, pemilihan Protocol, Pengisian IP Address, subnet mask dan workgroup.
Apabila secara hardware semua telah terpasang dengan baik maka langkah selanjutnya adalah konfigurasi secara software yang dapat dilakukan dengan cara:
a)        Penginstallan Driver Kartu Jaringan (LAN Card)
Penginstalan driver dilakukan apabila kartu jaringan belum terdeteksi dikarenakan tidak suport Plug and Play (PnP). Hal ini disebabkan karena driver dari sistem operasi (98/Me) yang digunakan tidak ada sehingga memerlukan driver bawaan dari kartu jaringan tersebut. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan cara:
Klik start pada windows 98/me >> setting >> Control Panel 



















Gambar 10. 
a.  Windows Control Panel; b. Window Configurasi Kartu Jaringan Add Network Adapter 


Gambar 11. 
a.  Nama Network Adapter; b. Lokasi Driver Network Adapter



 
Gambar 12. 
Kartu Jaringan yang Telah Terdeteksi



Setelah kartu jaringan terdeteksi atau terinstal dengan benar maka langkah selanjutnya adalah setting protocol yang digunakan.
b)        Pemilihan Protocol
Biasanya setelah melakukan instalasi kartu jaringan (LAN Card)  dengan baik secara otomatis akan memasukkan protocol TCP/IP dikotak dialog tersebut ( Gambar 21) namun apabila belum maka dapat dilakukan cara-cara berikut:
Oval: 1
Gambar 13. Prosedur Pengaktifan Protocol TCP/IP
Keterangan Gambar:
1.    Memilih add pada configuration Network
2.    Memilih protocol
3.    Klik add
4.    Pilih TCP/IP 
5.    Klik OK
Pemilihan protocol untuk dapat melakukan pengalamatan IP Address dan subnet mask.
c)        Pengisian IP Address dan Subnetmask
IP Address merupakan alamat komputer yang unik dalam sistem jaringan. Karena dalam sistem jarigan yang dituju adalah IP Address sehingga jika terjadi IP Address yang sama maka kedua komputer cross penggunaan alamat yang sama.
·                Kelas Alamat IP Address
IP Address dikelompokkan menjadi lima kelas; Kelas A, Kelas B, Kelas C, Kelas D, dan Kelas E. Perbedaan pada tiap kelas tersebut adalah pada ukuran dan jumlahnya. IP Kelas A dipakai oleh sedikit jaringan, tetapi jaringan ini memiliki jumlah host yang banyak. Kelas C dipakai untuk banyak jaringan, tetapi jumlah host sedikit, Kelas D dan E tidak banyak digunakan.
Setiap alamat IP terdiri dari dua field, yaitu:
·                Field NetId; alamat jaringan logika dari subnet dimana komputer dihubungkan
·                Field HostId; alamat device logical secara khusus digunakan untuk mengenali masing-masing host pada subnet.   
Kelas A
Oktet pertamanya mempunyai nilai 0 sampai 127, dan pengalamatan Kelas A masing-masing dapat mendukung 16.77.214 host.



 



N = NetId,                 H = HostId
Kelas A hanya menggunakan octet pertama ID jaringan, tiga octet yang tersisa disediakan untuk digunakan sebagai HostId.
Karakteristik Kelas A:
Bit pertama           : 0
panjang NetlD       : 8 bit
Panjang HostlD      : 24 bit 
Byte pertama         : 0-127
Jumlah                  : 126 kelas A (0 dan 127 dicadangkan)
Range IP               : 1.xxx.xxx.xxx sampai dengan 126.xxx.xxx.xxx
Jumlah IP              : 16.777.214 IP Address pada tiap kelas A


Kelas B
Oktet pertamanya mempunyai nilai 128 sampai 191, dan pengalamatan Kelas B masing-masing dapat mendukung 65.532 host.



 



N = NetId,                 H = HostId
Karakteristik Kelas B:
2 Bit pertama        : 10
panjang NetlD       : 16 bit
Panjang HostlD      : 16 bit
Byte pertama         : 128-191
Jumlah                  : 16.384 kelas B
Range IP               : 128.xxx.xxx sampai dengan 191.155.xxx.xxx
Jumlah IP              : 65.532. IP Address pada tiap kelas B
Kelas C
Oktet pertamanya mempunyai nilai 192 sampai 223, dan pengalamatan Kelas B masing-masing dapat mendukung 256 host.



 



N = NetId,                 H = HostId
IP Addrress Kelas C sering digunakan untuk jaringan berskala kecil.

Karakteristik Kelas C:
3 Bit pertama        : 110
Panjang NetlD       : 24 bit
Panjang HostlD      : 8 bit
Byte pertama         : 192-223
Jumlah                  : 256 kelas B
Range IP               : 192.0.0.xxx sampai dengan 223.255.255.xxx
Jumlah IP              : 254 IP Address pada tiap kelas C
Subnetmask  
Nilai subnetmask untuk memisahkan network id dengan host id. Subnetmask diperlukan oleh TCP/IP untuk menentukan apakah jaringan yang dimaksud adalah jaringan local atau non local.
Network ID dan host ID di dalam IP address dibedakan oleh penggunaan subnet mask. Masing-masing subnet mask merupakan pola nomor 32-bit yang merupakan bit groups dari semua (1) yang menunjukkan network ID dan semua nol (0) menunjukkan host ID dari porsi IP address.

Untuk lebih mempermudah pengalamatan IP address lebih disarankan pemberian normor dilakukan dengan berurutan.

         
Gambar 14. Pengisian IP Address dan Subnet Mask
1.    Pilih TCP/IP
2.    Klik Propertis
3.    Pilih specify an IP Address
Gambar 15. 
Pengisian  IP Address dan Subnet Mask Harus Sesuai dengan Konfigurasi Sistem Jaringan yang Digunakan
Dengan penomoran IP Address yang berurutan akan mempermudah dalam mengingat dan proses perawatannya. 
d)        Pemilihan Workgroup
Pemilihan workgroup untuk menentukan kelompok mana yang kita hubungai. Workgroup dapat juga disebut nama Jaringan yang ada jadi untuk masuk sistem harus menuju ke nama jaringan yang dituju apabila tidak maka juga tidak masuk dalam sistem jaringan tersebut.
Untuk penentuan Workgroup dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai betikut:





 


Gambar 16. Langkah Perubahan Workgroup
1.    Pilih Identification
2.    Menu perubahan workgroup 
Setelah selesai Konfigurasi konektifitas secara hardware dan software maka tindakan perbaikan  boleh dibilang selesai tinggal meakukan pengujian saja. Komputer kemudian akan restart dan muncul kotak dialog untuk pengisian user name dan password.         

Gambar 17. Kotak Dialog untuk Pengisian User Name dan Password